Saham Freeport McMoran Jatuh 5 Persen, Pejabat Untung Rakyat Buntung |
Liputan6.com, Jakarta -
Saham induk usaha PT Freeport Indonesia yaitu Freeport McMoran Inc terus jatuh.
Usai libur bursa saham Amerika Serikat (AS), saham Freeport McMoran anjlok 5,23
persen.
Mengutip data Bloomberg,
Rabu (22/2/2017), saham Freeport McMoran turun menjadi US$ 14,13 per saham pada
perdagangan Selasa waktu New York, Selasa 21 Februari 2017. Saham Freeport
McMoran berada di kisaran US$ US$ 13,92-US$ 14,64 pada perdagangan saham Selasa
pekan ini.
Sepanjang 2017, saham
Freeport McMoran sudah anjlok 7,13 persen. Kapitalisasi pasar saham pun menjadi
US$ 19,24 miliar.
Sebelumnya Menteri Keuangan
(Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan perubahan status Izin Usaha
Pertambangan Khusus (IUPK) dari kontrak karya akan menyelamatkan operasional
bisnis dari PT Freeport Indonesia.
Dengan mengonversi status
tersebut, perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) itu tetap bisa melakukan
kegiatan ekspor konsentrat.
"Kita akan coba terus
menyampaikan ke Freeport suatu arrangement, suatu pengaturan yang bisa menjaga
keberlanjutan ekonominya sendiri. Tapi kita tetap konsisten dengan aturan UU
(Minerba)," jelas Sri Mulyani di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta,
Rabu 22 Februari 2017.
Pemerintah memberi hak
kepada Freeport Indonesia masa transisi perundingan stabilitas investasi dan
perpajakan selama 6 bulan sejak IUPK terbit. Ini dianggapnya sebagai suatu
proses negosiasi transisi yang terbuka demi kepentingan nasional, bagi
Indonesia, masyarakat Papua dan Freeport.
"Freeport itu
perusahaan publik. Kalau dia berhenti (operasi), dia juga akan jatuh sahamnya.
Dalam hal ini, tidak ada yang disebut menang atau kalah. Kalau kita mau terus
menerus menuju hal negatif, pasti tidak hanya buruk bagi kita, tapi juga
Freeport," tegas Sri Mulyani.
Pada akhir pekan lalu, saham
Freeport McMoran Inc telah turun 1 persen imbas pernyataan perseroan terjadi
force majeure atau kejadian tidak dapat dihindarkan sehingga kegiatan tidak
dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya pada Jumat 17 Februari 2017.
Hal itu membuat Freeport
McMoran belum dapat memenuhi kewajiban kontrak atau mengirimkan konsentrat
tembaga dari tambang Grasberg Indonesia kepada mitranya.
Lantaran produksi tambang
raksasa Freeport Indonesia terhenti usai pemerintah melarang ekspor konsentrat
tembaga pada 12 Januari. Ini bagian upaya dari meningkatkan pembangunan smelter
di Indonesia.
Selain Freeport, BHP
Billiton's Escondia di Chili, tambang tembaga terbesar di dunia juga menyatakan
force majeure pada 10 Februari. Ini lantaran pemogokan selama dua hari
menghentiken produksi.
"Kedua tambang itu off.
Itu berarti sekitar 2 juta ton, atau hampir 10 persen dari pasokan tembaga
dunia. Ini merupakan masalah besar," ujar Analis Jefferies, Chris LaFemina
seperti dikutip dari laman Reuters, Senin 20 Februari 2017.
Ia menuturkan, tambang
Grasberg diharapkan dapat menghasilkan 800 ribu ton tembaga pada 2017. Atau
sekitar 3,5 persen dari pasokan global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.