![]() |
Status Ravlika Hogyahogya Menuai Kontroversi, AREMANIA KAFIR katanya, yuuk tabayun |
Berikut adalah kalimat yang dibuat dan di share oleh status yang memiliki nama ravlika Hogyahogya
"DASAR KERA KERA AREMA BANGSAT ...SHOLAT DI BUAT PELECEHAN....AREMA KAFIR...LOP..."
Ini adalah salah satu postingan,
Yang penulis dapatkan dari salah satu member
group facebook yang membuat gambar bahwa ini adalah orang orang pendukung
aremania. Tapi hal ini belum bisa dipastikan juga karena beberapa gambar
terlihat hanyalah edditan.
Menurud pandangan islam, mempermainkan sholat sangat di lahnat
oleh Allah azza wajalla. Mungkin agar orang ini segera bertaubat yuuuk share
dan bagikan group ini. Agar orang yang share post ini segera berubah dan tidak
mengulang perbuatanya
Ini adalah link Post
https://www.facebook.com/groups/1684837311780068/permalink/1843323369264794/
https://www.facebook.com/groups/1684837311780068/permalink/1843323369264794/
Ini adalah akun facebook
Ravlika Hogyahogya
yang sudah share
gambar peleceha sholat
https://www.facebook.com/ravlika.hogyahogya?pnref=story
semoga ini menjadi titik terang dan tetap
cinta damai!!!
Hukum melecehkan atau membuat mainan dalam
sholat
Fenomena berolok-olok dalam perkara agama ini
bukanlah perkara yang langka bagi kita. Seolah-olah bukanlah lagi hal yang
sakral, sering sekali kita temui di sekitar kita orang yang dengan mudahnya
menjadikan perkara agama sebagai bahan olok-olok untuk ditertawakan.
Dan sungguh disayangkan, sebagian orang yang
melakukan perkara itu malah orang-orang yang dianggap sebagai dai, para juru
dakwah yang mengisi acara-acara ceramah agama di tengah-tengah masyarakat.
Sebagian orang berolok-olok dengan firman
Allah,
وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
“Dan rukuklah kalian bersama orang yang
ruku’.” (QS. Al Baqarah: 43)
Mereka plesetkan dengan, “Dan merokoklah
kalian bersama orang yang merokok.” Dan mereka jadikan ayat ini sebagai dalil
disyariatkannya “Merokok berjama’ah”, na’udzubillah.
Di lain ayat Allah berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَىٰ
“Wala taqrabu az zina, janganlah kalian
dekati zina.” (QS. Al Isra’: 32)
Mereka jadikan ayat ini sebagai olok-olok dan
mereka plesetkan artinya dengan “Hari Rabu jangan berzina, selain hari Rabu
silakan saja.” Wal’iyadzubillah.
Sebagian yang lain mengolok-olok wanita yang
multazimah, wanita yang berpegang teguh dengan agamanya dengan mengenakan
jilbab besar yang berwarna gelap atau memakai cadar. Mereka olok-olok dengan
panggilan “Ninja, ninja!” atau mereka gelari dengan sebutan “Kuntilanak” atau
yang semisalnya.
Atau contoh lain, sebagian orang mengejek
orang yang berjenggot karena mengamalkan sunnah Rasul dengan menirukan suara
kambing ketika mereka lewat. Menyerupakan orang yang berjenggot dengan kambing.
Ini semua adalah bentuk ISTIHZA’,
berolok-olok dalam perkara agama yang dilarang keras di dalam Islam, bahkan
ditakutkan pelakunya bisa murtad, keluar dari Islam.
Kenapa Bisa Murtad?
Asy Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di
menjelaskan,
“Sesungguhnya berolok-olok dengan Allah,
ayat-ayatNya dan rasul-Nya mengeluarkan seseorang dari agama karena pondasi
agama ini dibangun di atas pengagungan terhadap Allah, pengagungan terhadap
agama dan Rasul-RasulNya. Maka berolok-olok dengan perkara tersebut menafikan
pondasi agama dan benar-benar membatalkannya.” (Tafsir As Sa’di, At Taubah:
65-66)
Di dalam Al Quran Allah berfirman,
وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا
نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِاللَّـهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ
لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka
(tentang apa yang mereka lakukan itu) tentulah mereka akan menjawab:
”Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah:
“Apakah terhadap Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian berolok-olok? Tidak
usah kalian meminta maaf, karena sungguh kalian telah kafir sesudah beriman.”
(QS. At Taubah: 65-66)
Sebab Turunnya Ayat
Tahukah Anda sebab turunnya ayat ini?
Dahulu ada sekelompok manusia yang bersama
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam perang Tabuk. Di dalam suatu
majelis mereka mengatakan,
“Kita tidak pernah melihat seperti para
pembaca Al Qur’an kita ini yang paling dusta lisannya, paling buncit perutnya,
paling penakut ketika bertemu musuh”,
Yang mereka maksudkan dengan ucapan mereka
itu adalah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya.
Pada waktu itu di antara mereka ada seorang
dari kalangan sahabat, maka sahabat ini pun marah dengan ucapan mereka ini. Dia
pun pergi dan melaporkan apa yang terjadi kepada Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam. Sebelum dia sampai kepada Rasulullah, wahyu telah turun
mendahuluinya.
Maka datanglah kaum tersebut kepada
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk meminta maaf. Berdirilah salah
seorang dari mereka dan bergantungan di tali pelana onta Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam dalam keadaan beliau mengendarainya, orang tersebut mengatakan,
“Wahai Rasulullah sesungguhnya kami hanya
berbincang-bincang untuk menghilangkan rasa penat dalam perjalanan, kami tidak
memaksudkan untuk memperolok-olok, kami hanya bersenda gurau,”
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak
menoleh sedikit pun kepadanya dan beliau hanya membacakan ayat tadi,
قُلْ أَبِاللَّـهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ
تَسْتَهْزِئُونَ لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
“Katakanlah, apakah terhadap Allah,
ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian berolok-olok? Tidak usah kalian meminta
maaf, karena sungguh kalian telah kafir sesudah beriman.” (QS. At Taubah:
65-66)
Asy Syaikh DR. Shalih Al Fauzan, ulama besar
Saudi Arabia dalam Kitab beliau Syarah Nawaqidil Islam “Penjelasan tentang
Pembatal-pembatal Keislaman” menjelaskan,
“Ini merupakan dalil bahwa barangsiapa
mencela Allah, Rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya atau sedikit saja dari Al-Qur’an atau
Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, maka dia telah murtad dari Islam
walaupun hanya bersenda gurau.” [hal. 26]
Kalau ada yang mengatakan, “Ini kan cuma
bercanda, orangnya kan mungkin tidak punya niat untuk mencela atau merendahkan.
Cuma guyon saja kok..”
Maka kita katakan bahwa kasusnya sama saja
dengan kisah Perang Tabuk yang telah kita sampaikan di atas. Orang yang
mengolok-olok Rasulullah dan para sahabat tadi juga mengemukakan alasan yang serupa,
“Kami hanya bersenda gurau dan bermain-main.”
Tapi tetap saja Allah kafirkan dengan
firman-Nya,
لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
“Tidak usah kalian meminta maaf, karena
sungguh kalian telah kafir sesudah beriman.” (QS. At Taubah: 65-66)
Oleh karena itu saudaraku seiman, hendaknya
kita jaga lisan dan sikap kita dari menjadikan perkara agama, atau
simbol-simbol agama sebagai bahan candaan dan olok-olok.
Apakah tidak ada bahan candaan lain sehingga
perkara yang semestinya kita agungkan dan kita sakralkan ini pun kita jadikan
bahan olok-olok?
Ingatlah selalu peringatan dari Allah
terhadap orang yang berolok-olok dengan agamanya,
لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
“Tidak usah kalian meminta maaf, karena
sungguh kalian telah kafir sesudah beriman.” (QS. At Taubah: 65-66)
Wallahu ta’ala a’lam.
Ditulis oleh Abu Umar Wira Bachrun Al Bankawy
di Darul Hadits Ma’bar, 14 Ramadhan 1433 H – 2/8/2012.
Bagikan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.