![]() |
| Cara Berhubungan Intim sesuai dengan ajaran islam, Do'a ini wajib kamu baca!!! |
assallam mu'allaikum wr.wb
Kali ini kami membahas
tentang bagaimana sih cara atau posisi seks bagi pasangan suami istri yg baik
dan benar perihal hubungan seksual (bercinta), Rasulullah SAW memberi petunjuk
yang sangat sempurna, beralas etika dan estetika Rabbaniyah (ketuhanan).
Bercinta tidak saja untuk menyehatkan jiwa, namun juga memberi kepuasan serta
kenikmatan jiwa. Pitutur Rasulullah SAW tentang bercinta (senggama) adalah
nasehat paripurna, utamanya demi menjaga kesehatan tubuh, mental, dan
spiritual, berikut mewujudkan tujuan bersenggama itu sendiri. Diantara tujuan
hubungan seksual menurut ajaran Islam
DO’A SEBELUM MELAKUKAN
SENGGAMA :
“ BISMILLAHI ALLOHUMMA
JANNIBNAS SYAITHONA WAJANNIBISYAITHONA MAA ROZAQTANA “
Artinya : “ dengan menyebut
asma alloh , jauhkanlah diri kami dari setan ,dan jauhkan setan dari sesuatu yg
telah engkau rizqikan kepada kami . maka apabila dalam senggama itu alloh
mentaqdirkan menjadi anak ,maka setan tidak akan mampu membuat bahaya . Menurut
Imam ghozaly : di sunnahkan bagi orang yg mau melakukan senggama membaca :
“ BISMILLAHIL A’LIYYIL
A’DHIM , ALLOHUMMAJ A’LHA DZURRIYYATAN THOYYIBATAN IN KUNTA QODDARTA AN
TAKHRUJA DZALIKA MIN SHULBY “
Artinya : “ dengan menyebut
nama alloh yang maha besar lagi maha agung , yaa Alloh … jadikanlah istriku yg
menjadi adanya keturunanku yang baik , bila engkau memastikan keturunan itu
keluar dari tulang rusuku “
Syaikh penadzam menjelaskan
: Apabila mau melakukan senggama , hendaknya didahului dengan senda gurau
bersama istri , bermesra-mesra’an dengan berbuat sesuatu yg di perbolehkan ,
mitsalnya : memegang-megang atau melumat puting payudara istri , merangkul
,memeluk serta menciumi pipi , kening , leher , payudara ,perut dan semua
anggota tubuh istri , asalkan jangan sampai mencium KEDUA MATANYA karena
mencium kedua mata istri dapat menyebabkan perpisahan , dan jangan sampai
melakukan hal itu dalam keada’an lupa. Rosulalloh Saw , Bersabda :
“ Janganlah sekali-kali di
antara kalian melakukan senggama dengan istrinya , sebagaimana yg dilakukan
oleh hewan-hewan ternak , sebaiknya kalian menggunakan suatu perantara . “ di
haturkan kepada nabi “ apa yg dimaksud dengan perantara itu ??? Nabi Saw ,
Menjawab : Yaitu Mencium dan berkata-kata dengan bahasa yg Indah-indah “
Sebaiknya anda melakukan
dengan mengelus-ngelus pipi , payudara sambil merayu sang istri dengan
kata-kata yg penuh dengan kemesraan . Sebentar-bentar mencium dan melumat
puting payudara sedangkan tangan merayap sambil mengelus-ngelus daerah tubuh
istri yg lainnya.begitu jg kecupan jangan sampai dilupakan .faidah hal-hal yg
demikian dilakukan , bahwa sesungguhnya wanita cinta terhadap pria dan pria
cinta terhadap wanita , maka jangan sampai suami melakukan senggama bersama
istrinya dalam keada’an lupa dengan semua perantara itu .dengan kata lain
jangan sampai suami sudah melakukan ejakulasi sebelum istrinya ejakulasi.karena
dengan itu akan mengakibatkan keresahan pada diri sang istri , mitsalnya :
dengan merasa tidak puas ,setelah senggama istri marah-marah sama suaminya .
dan tidak jarang di jumpai hal yg tidak senonoh terhadap suami , harus ingat
dalam keterangan hadist :
“ SYAHWAT PRIA DAN WANITA
ADALAH SATU BANDING SEMBILAN “
Alloh Swt , meng anugrahkan
kepada pria 1 nafsu dan 9 akal sedangkan untuk wanita 1akal 9 nafsu .oleh
karena itu kebaikan dan kebenaran semua ada dalam hadist Nabi , dalam arti kita
harus mengamalkan keterangan-keterangan dari hadist Nabi Saw .
“ WA’AKSU DHA YUADHI
LISYIQOQY BAINAHUMA SHOHI WALILFIROQY “
Syaikh penadzam menjelaskan
: bawha senggama yg dilakukan suami dengan istrinya tanpa senda gurau , saling
cium ,rangkul , peluk bersama istrinya atau mencium kedua mata istrinya , hal
itu dapat mengakibatkan percekcokan dan perselisihan serta mengakibatkan anak
yg terlahir berwatak bodoh dan tumpul otaknya ( keterangan dalam kitab AN
NASHIHAH ) . Diterangkan dalam hadist , ada pahala besar bagi orang yg
menggauli istrinya dengan niat baik ,setelah suami mencium-cium dan
bermain-main cinta dengan istrinya.
Hadist dari sayyidah A’isyah
, Rosulallloh Saw , Bersabda :
“ Barangsiapa memegang
tangan istri sambil merayunya , maka Alloh Swt , akan menulis baginya 1
kebaikan dan melebur 1 kejelekan serta mengangkat 1 derajat , Apabila merangkul
, maka Alloh Swt , akan menulis baginya 10 kebaikan melebur 10 kejelekan dan
mengangkat 10 derajat , Apabila menciumnya , maka Alloh Swt , akan menulis
baginya 20 kebaikan , melebur 20 kejelekan dan mengangkat 20 drajat , Apabila
senggama dengannya , maka lebih baik daripada dunia dan isi-isinya “
Dari hadist lain Rosulalloh
Saw , Bersabda :
“ Apabila suami berdiri
untuk melakukan mandi junub setelah melakukan senggama dengan istrinya , maka
tiada air yg mengalir pada anggota tubuhnya , kecuali Alloh Swt , akan
mengampuni semua dosa-dosanya ,dalam keterangan lain, Alloh Swt , akan menulis
kepadanya 1 kebaikan dari setiap helai rambut yg terkena atau terbasahi air “
“ WATHOYYIBAN FAKA BITHIBIN
FA IHIN A’LADDAWAMI NILTUMUL MANAIHIN “
Syaikh penadzam menjelaskan
: Bahwa suami di harapkan agar berusaha mulutnya menjadi sedap dan harum , hal
itu dilakukan agar menambah rasa cinta sang istri hal itu dilakukan jangan
hanya waktu mau melakukan senggama saja tapi harus selamanya setiap hari .
Dan untuk sang istri di
sunnahkan untuk berhias diri dan menggunakan wangi-wangian hanya untuk suaminya
saja karena ada hadist : Nabi Saw , Bersabda :
“ sebaik-baiknya wanita
ialah wanita yg selalu menggunakan wangi-wangian dan bersih “
Dalam riwayat lain dari
Sayyidina Ali K.w , Nabi Saw , Bersabda :
“ Sebaik-baiknya wanita
adalah wanita yg harum baunya dan sedap masakannya “
Disunnahkan jg bagi wanita
memakai Celak pada kedua matanya ,dan memacar kedua tangan dan kakinya , karena
ada hadist , Nabi Saw , Bersabda :
“ Saya paling benci , bila
melihat wanita tanpa pakai celak atau pacar “
Adapun untuk laki-laki
menggunakan pacar baik pada tangan atau kedua kakinya dihukumi haram.
Imam malik R.a Di Tanya
tentang wanita yg memakai gengge !!! Beliau Menjawab : saya lebih senang bila
hal itu di tinggalkan ( tidak dipakai ) tapi beliau tidak mengharamkannya.dan
wanita jg bisa jatuh hukum haram memakai gengge apabila di pakainya untuk
dipamerkan dan di perdengarkan suaranya
Diantara adab-adab cara
bersetubuh dalam islam adalah sebagai berikut :
“ WAHDHAR MINAL JIMA’I FISH
SHIYAABY FAHUWA MINAL JAHLY BILAR
TIYAABY “
Syaikh penadzam menjelaskan
: Bahwa sebagian adab senggama yaitu suami hendaknya munyuruh istrinya untuk
melepas semua pakaiannya ada baiknya kalau suami yg melepaskan pakaian
istrinya.kemudian suami dan istrinya bersenggama dalam 1 selimut , akan tetapi
, bukan berarti senggama yg di lakukan itu tanpa penutup sama sekali.
Karena ada hadist :
Rosulalloh,Saw Bersabda:
“ Apabila kalian melakukan
senggama dengan istrinya , maka jangan telanjang seperti telanjangnya himar “
Nabi Saw , sendiri ketika
melakukan senggama dengan istrinya , beliau menggunakan tutup kepala dan
memelihara suara seraya berkata pada istrinya “ hendaklah engkau tenang “
begitu jg dilakukan oleh shohabat abu bakar yg selalu mamakai tutup kepala
ketika bersenggama dengan istrinya karena malu sama Allah Swt.
Sebagian ahli ilmu berkata :
Di sunnahkan melipat pakaian pada waktu malam sambil membaca BASMALLAH karena
kalau tidak demikian maka setan akan memakainya pada malam hari dan pemiliknya
memakai pada siang hari.Rosulalloh Saw , Bersabda :
“ Lipatlah pakaian kamu ,
karena sesungguhnya setan tidak mau memakai pakaian yg di lipat “
Sebelum bermalam pertama,
sangat disukai untuk memperindah diri masing-masing dengan berhias, memakai
wewangian, serta bersiwak.
Berdasarkan sebuah hadits
dari Asma’ binti Yasid radhiyallaahu ‘anha ia menuturkan, “Aku merias Aisyah
untuk Rasulullah shallallahu a’laihi wasallam. Setelah selesai, aku pun
memanggil Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau pun duduk di sisi Aisyah.
Kemudian diberikan kepada beliau segelas susu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam meminum susu tersebut dan menyerahkannya pada Aisyah. Aisyah
menundukkan kepalanya karena malu. Maka segeralah aku menyuruhnya untuk
mengambil gelas tersebut dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” [HR
Ahmad, sanad hadits ini dikuatkan oleh Al-Allamah Al-Muhadits Al-Albani dalam
Adabul Zifaf].
Adapun disunnahkannya
bersiwak, karena adab yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bahwa beliau selalu bersiwak setiap setiap hendak masuk rumah
sebagaimana disebutkan oleh Aisyah radhiyallaahu ‘anha dalam Shahih Muslim.
Selain itu akan sangat baik pula jika disertai dengan mempercantik kamar
pengantin sehingga menjadi sempurnalah sebab-sebab yang memunculkan kecintaan
dan suasana romantis pada saat itu.
Hendaknya suami meletakkan
tangannya pada ubun-ubun istrinya seraya mendoakan kebaikan dengan doa yang
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ajarkan :
اللّهمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ
خَيْرِهَا وَخَيْرِ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ
مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku
memohon kepada-Mu dari kebaikannya (istri) dan kebaikan tabiatnya, dan aku
berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan tabiatnya.”[HR. Bukhari
dari sahabat Abdullah bin Amr bin Al Ash radhiyallaahu 'anhu].
Disunnahkan bagi keduanya
untuk melakukan shalat dua rakaat bersama-sama. Syaikh Al Albani dalam Adabuz
Zifaf menyebutkan dua atsar yang salah satunya diriwayatkan oleh Abu Bakr Ibnu
Abi Syaiban dalam Al-Mushannaf dari sahabat Abu Sa’id, bekat budak sahabat Abu
Usaid, beliau mengisahkan bahwa semasa masih menjadi budak ia pernah
melangsungkan pernikahan. Ia mengundang beberapa sahabat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, diantaranya Abdullah bin Mas’ud, Abu Dzarr, dan Hudzaifah.
Abu Sa’id mengatakan,
“Mereka pun membimbingku, mengatakan, ‘Apabila istrimu masuk menemuimu maka
shalatlah dua rakaat. Mintalah perlindungan kepada Allah dan berlindunglah
kepada-Nya dari kejelekan istrimu. Setelah itu urusannya terserah engkau dan
istrimu. “Dalam riwayat Atsar yang lain Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu
mengatakan, perintahkan isrtimu shalat dibelakangmu.”
Ketika menjumpai istri,
hendaknya seorang suami berprilaku santun kepada istrinya semisal dengan
memberikan segelas minuman atau yang lainnya sebagimana dalam hadits di atas,
bisa juga dengan menyerahkan maharnya. Selain itu hendaknya si suami untuk
bertutur kata yang lembut yang menggambarkan kebahagiaannya atas pernikahan
ini. Sehingga hilanglah perasaan cemas, takut, atau asing yang menghinggapi
hati istrinya. Dengan kelembutan dalam ucapan dan perbuatan akan bersemi
keakraban da keharmonisan di antara keduanya.
Apabila seorang suami ingin
menggauli istrinya, janganlah ia terburu-buru sampai keadaan istrinya
benar-benar siap, baik secara fisik, maupun secara psikis, yaitu istri sudah
sepenuhnya menerima keberadaan suami sebagai bagian dari dirinya, bukan orang
lain. Begitu pula ketika suami telah menyelesaikan hajatnya, jangan pula
dirinya terburu-buru meninggalkan istrinya sampai terpenuhi hajat istrinya.
Artinya, seorang suami harus memperhatikan keadaan, perasaan, dan keinginan
istri. Kebahagian yang hendak ia raih, ia upayakan pula bisa dirasakan oleh
istrinya.
Bagi suami yang akan
menjima’i istri hanya diperbolehkan ketika istri hanya diperbolehkan ketika istri
tidak dalam keadaan haid dan pada tempatnya saja, yaitu kemaluan. Adapun arah
dan caranya terserah yang dia sukai.
Allah berfirman yang artinya, “Mereka bertanya
kepadamu tentang haid. Katakanlah, “Haid itu adalah suatu kotoran.” Oleh sebab
itu hendaklah kalian menjauhi (tidak menjima’i) wanita diwaktu haid, dan
janganlah kalian mendekati (menjima’i) mereka, sebelum mereka suci. Apabila
mereka telah suci, maka campurilah mereka itu pada tempat yang diperintahkan
Allah kepad kalian (kemaluan saja). Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang mensucikan diri. Istri-istri kalian adalah (seperti) tanah tempat kalian
bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat itu bagaimana saja kalian
kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk diri kalian, bertakwalah
kepada Allah, ketahuilah bahwa kalian kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar
gembira kepada orang-orang yang beriman.” [Q.S. Al Baqarah: 222-223].
Ingat, diharamkan melalui
dubur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Barang
siapa yang menggauli istrinya ketika sedang haid atau melalui duburnya, maka ia
telah kufur dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad.” [HR. Abu Dawud,
At-Tirmidzi, dan yang lainnya, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih
Sunan Abu Dawud]. Kata ‘kufur’ dalam hadits ini menunjukkan betapa besarnya
dosa orang yang melakukan hal ini. Meskipun, kata para ulama, ‘kufur’ yang
dimaksud dalam hadits ini adalah kufur kecil yang belum mengeluarkan pelakunya
dari Islam.
Telah kita ketahui bersama
bahwa syaitan selalu menyertai, mengintai untuk berusaha menjerumuskan Bani
Adam dalam setiap keadaan. Begitu pula saat jima’, kecuali apabila dia
senantiasa berdzikir kepada Allah. Maka hendaknya berdo’a sebelum melakukan
jima’ agar hal tersebut menjadi sebab kebaikan dan keberkahan. Do’a yang
diajarkan adalah:
بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا
الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
“Dengan nama Allah. Ya
Allah, jauhkanlah kami dari syaithan dan jauhkanlah syaithan dari apa yang
Engkau karuniakan kepada kami.”[HR. Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abdullah
bin Abbas radhiyallaahu 'anhu]. Dalam hadits tersebut disebutkan bahwa seandainya
Allah mengkaruniakan anak, maka syaithan tidak akan bisa memudharati anak
tersebut. Al Qadhi menjelaskan maksudnya adalah syaithan tidak akan bias
mearsukinya. Sebagaimana dinukilkan dari Al Minhaj.
Diperbolehkan bagi suami dan
istri untuk saling melihat aurat satu sama lain. Diperbolehkan pula mandi
bersama. Dari Aisyah radhiyallaahu ‘anha berkata, “Aku pernah mandi bersama
Rasulullah dalam satu bejana dan kami berdua dalam keadaan junub.” [HR. Al
Bukhari dan Muslim.]
Diwajibkan bagi suami istri
yang telah bersenggama untuk mandi apabila hendak shalat. Waktu mandi boleh
ketika sebelum tidur atau setelah tidur. Namun apabila dalam mengakhirkan mandi
maka disunnahkan terlebih dahulu wudhu sebelum tidur. Berdasarkan hadits
Abdullah bin Qais, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Aisyah, ‘Apa yang
dilakukan Nabi ketika junub? Apakah beliau mandi sebelum tidur ataukah tidur
sebelum mandi?’ Aisyah menjawab, ‘Semua itu pernah dilakukan Rasulullah.
Terkadang beliau mandi dahulu kemudian tidur dan terkadang pula beliau hanya
wudhu kemudian tidur.”[HR. Ahmad dalam Al Musnad]
Tidak boleh menyebarkan
rahasia ranjang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya,
“Sesungguhnya diantara manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah
pada hari kiamat adalah laki-laki yang mendatangi istrinya dan istrinya
memberikan kepuasan kepadanya, kemudian ia menyebarkan rahasianya.” [HR. Muslim
dari sahabat Abu Sa’id Al Khudri radhiyallaahu 'anhu]
.Kesempurnaan syariat Islam
ini menunjukkan betapa besarnya perhatian Allah terhadap hamba-Nya melebihi
perhatian hamba terhadap dirinya sendiri. Oleh karenanya, hendaklah setiap
hamba tetap berada di atas fitrah tersebut di atas agama allah agar dirinya
selalu berada di atas jalan yang lurus, “(Tetaplah di atas fitrah) yang
Allahtelah menciptakan manusia menurut fitrah itu.” [QS. Ar Rum: 30]. Allahu
a’lam
Sumber: http://sehatsecaraislam.blogspot.co.id/p/blog-page_9536.html

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.